sudah lama tak nge-blog tentang pengalaman pribadi.
kali ini, saya pengin berbagi pengalaman mencari (dan membeli) rumah, dengan cara kredit tentunya :)
saya termasuk orang yang cepat mengambil keputusan, meski karenanya, keputusan yang saya ambil kerap tidak akurat hehe. saya memutuskan mencari rumah sekira november 2009. saya hanya 3 hari mencari-cari informasi dari internet.
setelah merasa ada yang cocok, langsung survei ke lokasi. pilihan saya, kala itu, jatuh ke perumahan permata mansion (jangan terkecoh dengan kata mansion ya :D). letaknya di sawangan, depok, jawa barat. meski di depok, letaknya lebih dekat dengan ciputat. dari uin lurus aja ke arah parung. kalau dari kantor saya di daerah kebayoran lama, bisa ditempuh 45 menit dengan sepeda motor (tidak ngebut, tidak terlalu macet, tapi juga tak terlalu lengang).
kala itu, saya pesan tipe 40/114 hook, seharga Rp 187 juta. murah sekali untuk ukuran rumah tinggal. Uang muka 10 persen, plus pajak, provisi bank, asuransi, dll, sekitar Rp 42 juta. itu semua bisa dicicil dalam 12 bulan. sisanya, dengan KPR.
saya sudah survei lokasi. tapi saya tak membandingkan dengan perumahan lain. sehingga, saya anggap oke sajalah, lagipula harganya relatif murah.
pelajaran pertama: kalau beli rumah, jangan mudah jatuh cinta, bandingkan dengan perumahan lain dulu.
bulan kedua, saya datang ke lokasi lagi. saya baru sadar kalau pembatas dengan rumah di sebelahnya hanya dengan satu tembok. sebenarnya ini wajar, banyak perumahan sekarang seperti itu untuk menghemat harga. tapi saya tak suka yang seperti itu. saya mulai bimbang.
pelajaran kedua: perhatikan rumah atau contoh sedetail mungkin.
bulan ketiga hingga kelima, saya kaget rumah yang saya pesan sudah hampir jadi. cepat sekali. saya juga makin gusar, karena di grup facebook perumahan itu (yang anggotanya adalah penghuni dan calon penghuni), mulai banyak mengeluh: mulai dari listrik yang tak juga terpasang, jalan yang tak segera diaspal, hingga cacat bangunan di sana-sini. sementara uang muka terus saya cicil...
bulan keenam, rumah yang saya pesan sudah jadi. ternyata hasil rumahnya jelek sekali. bahkan lebih buruk dari rumah-rumah di kompleks itu yang dibangun sebelumnya. mulai dari pintu dan daun jendela yang kasar, hingga kualitas dasar bangunan yang memang buruk. dalam hati berpikir, yah, namanya juga harga miring.
pelajaran ketiga, jangan terkecoh dengan harga murah.
lantas, saya memutuskan untuk membatalkan pemesanan. itu artinya, saya harus kehilangan separuh dari uang yang sudah saya setor. sebab, di aturan pemesanan, jika konsumen membatalkan sepihak, separuh uang muka akan hangus. saya kehilangan Rp 9 juta. errrrrrrrrrrrrr. separuh lagi, baru ditransfer 3 bulan sejak pembatalan. dan itu artinya, saya baru mendapatkan sisa uang saya 1 agustus nanti :(
dengan berbekal kesalahan-kesalahan saya tadi, saya bertekad memilih rumah yang lebih baik lagi.
pilihan saya jatuh ke taman serua. letaknya juga di sawangan, tak jauh dari perumahan yang batal saya beli. di taman serua, kualitas bangunan relatif lebih baik. semua yang saya keluhkan di perumahan sebelumnya, bisa diatasi di taman serua.
saya berminat pesan tipe 42/90, seharga 230an juta. tapi yang ada tinggal posisi tusuk sate. saya sih tak percaya dengan feng sui ataupun pantangan tataletak rumah lainnya. tapi, pendapat ayah saya logis. "bukan persoalan kita percaya atau enggak. tapi, karena kebanyakan orang percaya, rumah itu akan sulit dijual lagi. kalaupun bisa, harganya bisa jatuh,". benar juga. tipe 42/90 akhirnya hanya ada sisa di hook. harganya lebih mahal, Rp 270an juta. Akhirnya, dengan nekad, saya memilih tipe di atasnya, tipe 56/112, seharga Rp 312,9 juta.
oh iya, 6 bulan sebelumnya, harga rumah yang saya beli itu Rp 297,9 juta, atau sudah naik sekitar Rp 14 juta. Jadi, karena membatalkan rumah yang saya pesan november 2009 itu, saya tidak hanya kehilangan uang Rp 9 juta, tapi plus potensi rugi Rp 14 juta. Sebab, jika kala itu saya langsung beli rumah yang sekarang ini, harganya lebih murah Rp 14 juta.
tapi sudahlah, jangan diingat-ingat hehe.
rumah tipe 56/112 itu terdiri atas 1 ruang tamu (yang bisa disekat menjadi ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang makan) 2 kamar (utama dan biasa), 1 kamar pembantu, 2 kamar mandi+toilet (1 utama dan 1 untuk pembantu), dan dapur. ada sisa tanah juga di belakang, taman depan, serta tempat untuk mobil.
apa yang harus disiapkan untuk membeli rumah?
uang, tentunya, hehe. di taman serua, uang muka minimal 10 persen, bisa dicicil 3 kali (3 bulan). tapi, jika kredit bank lebih kecil dibanding yang diajukan (turun plafon), kita wajib menambah uang muka. dengan harga Rp 312,9 juta, setidaknya harus disiapkan uang Rp 31,2 juta. siapkan juga, uang sekitar 5-6 persen dari kredit yang disetujui oleh bank.
saya mengajukan kredit Rp 281,7 juta ke bank. saya isi formulir untuk BNI, Bank Bumiputera, Bank Niaga, BTN, dan BRI Syariah. oleh pengembang, saya diajukan ke BNI, Bank Bumiputera, dan BRI Syariah terlebih dahulu.
syarat-syarat KPR hampir semua sama. selain mengisi aplikasi, lampirkan fotocopy KTP, KK, dan pas foto. jika sudah tak lajang, lampirkan pula copy KTP pasangan, pas foto, dan surat nikah. untuk karyawan, syarat lain adalah surat keterangan bekerja dari kantor, slip gaji 3 bulan terakhir, dan copy rekening koran/tabungan 3 bulan terkhir yang digunakan untuk transfer gaji, dan copy NPWP. pertanyaan penting: apakah gaji bisa di-mark up? silakan saja seluruh orang di kantor anda berkomplot untuk bersaksi bahwa gaji anda lebih tinggi dari yang anda terima. tapi, bank akan lebih percaya pada copy rekening tabungan anda :). oh iya, jika ingin membayar dengan joint income pasangan, lampirkan juga dokumen yang sama (slip gaji dll) milik pasangan.
setelah semua syarat terpenuhi, tinggal menunggu telepon konfirmasi dari bank. untuk anda yang kerap menolak nomor telepon tak dikenal, khusus saat sedang mengajukan KPR, angkat saja semua nomor tak dikenal. karena petugas bank tak selalu menelepon dari telepon kantor. jawab telepon dengan tenang. kalau ingin berbohong, berbohonglah dengan baik dan benar :)
saya termasuk yang tak mulus dalam mengajukan kredit. maklum, kredit yang saya ajukan cukup besar untuk orang dengan kemampuan finansial seperti saya. untuk Bank BRI Syariah, langsung ditolak karena pekerjaan. BRI Syariah tak mau menerima aplikasi dari wartawan. sekadar informasi, wartawan -beserta pengacara, jaksa, polisi, tentara- adalah jenis profesi yang dihindari kreditur.
di Bank Bumiputera, kredit saya hanya disetujui Rp 203 juta.
di Bank BNI, kredit saya hanya disetujui Rp 202 juta.
tentu saya kaget. karena itu artinya, saya harus menambah Rp 80an juta lagi untuk uang muka. tentu saya tak sanggup. opsinya, tipe rumah diperkecil. Dengan kredit sebesar itu, saya sebenarnya sudah bisa mendapatkan rumah tipe 40/90. tapi tipe rumah itu sudah tak ada, atau kalaupun ada, indent-nya harus sangat lama. tipe rumah yang lebih kecil sebenarnya juga ada, tapi saya sangat penasaran. saya tidak yakin hanya mendapat kredit sejumlah itu. lantas, saya bertanya ke pihak bank, berapa jumlah gaji yang diakui oleh BNI. ternyata, dari slip gaji maret, april, mei, bank hanya mengakui gaji saya di bulan maret (padahal saya mendapat gaji terbaru mulai mei). di kantor saya, mengenal tunjangan profesi yang ditransfer tiap tengah bulan. oleh BNI, tunjangan itu juga tidak dihitung. akhirnya, saya minta semua itu dihitung. caranya, meminta surat keterangan dari kantor tentang keabsahan gaji terbaru dan tunjangan profesi itu. (sebenarnya, dua item itu sudah tercermin dalam dokumen slip gaji yang sudah saya serahkan, tapi biarlah, dituruti saja, namanya juga tengah berutang).
pelajaran keempat: jangan menyerah begitu saja dengan penilaian bank.
akhirnya, kredit saya disetujui Rp 267,5 juta, selama 18 tahun, dengan bunga 9 persen flat 2 tahun. Itu artinya, saya harus mencicil Rp 2,5 juta per bulan.
dengan kredit itu, saya masih harus menambah uang muka Rp 14 juta lagi. total uang muka yang saya bayar Rp 45,4 juta. sebelum akad kredit, kita harus menyediakan biaya provisi, asuransi, notaris, dll (biasanya 5-6 persen dari nilai kredit). untuk kasus saya, nilainya Rp 14,8 juta.
oh iya, proses mulai dari mengajukan aplikasi hingga keluar surat keputusan dari bank, rentang waktunya kurang dari 1 bulan saja.
jika sudah ada surat keputusan dari bank, tinggal menentukan jadwal akad kredit. untuk akad kredit, dokumen-dokumen harus diperbarui. mintalah kembali slip gaji terakhir ke kantor. selain itu, copy rekening tabungan juga harus diperbarui.
selamat mencari dan membeli rumah.
seperti kata fenny rose, beli sekarang, harga besok naik hehe. itu memang benar, harga rumah akan naik tiap 3-6 sekali. jadi semakin ditunda, kita semakin rugi.
oh iya, ini dia foto rumah kami: kaca jendelanya ada yang belum dipasang :)
Selengkapnya...
hidup hanya sekali. agar tak ragu dengan yang kita pilih, berbuatlah salah berkali-kali.
Sunday, July 18, 2010
rumitnya mencari rumah
Labels:
BNI,
KPR,
Properti,
Syarat Mengajukan KPR,
Taman Serua
Subscribe to:
Posts (Atom)